Thursday, December 4, 2014

Jember United Juara Piala Soeratin


Jember United sukses menjadi kampiun Piala Soeratin 2014 setelah mengalahkan Persis Solo di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Selasa (2/12) lalu. Jember United mengangkat Piala Soeratin setelah menang dengan skor 3-1.

Seperti dilansir website PSSI, pada laga tersebut, Persis sempat unggul lebih dulu pada menit ke-15 melalui M. Edo. Namun, Jember membalasnya pada babak kedua.

Faisol Yunus menyamakan kedudukan pada menit ke-62. Sepuluh menit berselang, Jember diganjar penalti lantaran pelanggaran pemain Persis.

Sempat melakukan protes keras dan mogok, para pemain Persis akhirnya tetap mau melanjutkan pertandingan. Dian Sasongko mengeksekusinya untuk membuat Jember berbalik unggul.

Dian mempertegas keunggulan Jember pada pengujung laga. Jember pun dinobatkan sebagai juara Piala Soeratin 2014 berkat kemenangan 3-1 atas Persis

Usai laga arsitek Jember United, Achmad Jainuri mengatakan hasil juara ini berkat perjuangan anak asuhnya. "Mereka bisa mendongkrak semangat sendiri. Di babak pertama permainan masih sama seperti semifinal, pemain tegang dan tidak leluasa. Namun di babak kedua bisa menunjukkan terbaik jadi bisa buat gol kemenangan,"kata Jainuri.

"Sejak awal memang kita programkan disiplin. Di tim kita memang luar biasa, kami ini sudah seperti keluarga. Semua pemain nurut jika disuruh latihan,"urai Jainuri.

Sementara pelatih Persis, Agus Pratikno kecewa akan kekalahan ini. "Hasil ini tidak sesuai harapan. Kedepannya tim ini akan kami siapkan untuk Porprov. Semoga tim ini menjadi cikal bakal skuad Persis di masa depan nanti," kata Agus.


Sumber :
http://www.tribunnews.com

Tuesday, November 18, 2014

Jaran Kencak

Hindari Kepunahan, Para Pelaku Seni Gelar Kesenian Jaran Kencak


Jember memiliki seni tradisional yang dikenal sebagai "Jaran Kencak" atau "Kuda Menari". Tarian ini dibawakan saat digelar satu pesta besar.

Kuda Menari adalah sebuah tarian yang unik yang dapat ditemukan di Jember. Saat ini, seni kuda menari tidak hanya digunakan untuk pesta-pesta tetapi juga untuk karnaval dan festival. Dengan kata lain, seni kuda menari telah menjadi obyek wisata di Jember.

Salah satu warisan budaya dan seni di masyarakat Jember adalah jaran kencak (kuda menari). Bagi masyarakat desa Jember bagian selatan mempunyai kegemaran bilamana mempunyai hajat akan menggelar jaran kencak untuk menghibur para tamu yang diundang. Kuda atau jaran kencak (bhs Jawa) yang dipakai bukan sembarang kuda, namun kuda jenis ini adalah kuda yang senang menari dengan mengikuti irama musik tradisional yang ditabuh oleh pengiringnya. Untuk melengkapi keunikan dan lebih menarik maka kudakuda itu dihias sedemikian rupa.

Ciri unik kuda kencak ini adalah pertunjukan atraksi kuda, seperti kuda yang bisa berdiri dan atraksi menarik lainnya. Kuda-kuda ini dihias dengan pernak pernik berwarna menambah kemeriahan acara.

Dalam memperingati hari jadi kota Lumajang ke 758 yang lalu, panitia festival kuda kencak mendatangkan sekitar 200 ekor kuda untuk mengikuti festival.

Acara yang disaksikan ribuan masyarakat Lumajang ini diawali dengan pertunjukan tarian “jaran slining” atau tarian kuda buatan. Puluhan peserta mengenakan akesesoris khusus menari mengikuti irama dari pemusik. Selanjutnya diikuti ratusan peserta festival kuda kencak se- lumajang

Ketua Paguyuban kuda kencak, A’ak Abdullah Kudus mengatakan tujuan digelarnya festival ini untuk membangkitkan seni kuda kencak yang hampir punah di Lumajang karena kesenian ini asli dari lumajang

Dalam kesenian ‘jaran kencak’, kuda-kuda yang sudah terlatih ini sedang menunjukkan tariannya. (huda/wartajember)Dalam kesenian ‘jaran kencak’, kuda-kuda yang sudah terlatih ini sedang menunjukkan tariannya. Jaran kencak atau kuda yang bisa berjoget merupakan sebuah kesenian dan hiburan yang unik, yang berkembang di masyarakat. Seiring perkembangan jaman, kesenian ini sudah hampir punah. Untuk mempertahankan dan membangkitkan kembali minat generasi pada kesenian itu, para pelaku seni Desa Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari, kemarin (19/8/13) menggelar seni jaran kencak tersebut.

Puluhan warga, dengan membawa serta buah hati masing-masing berbondong-bondong menyaksikan kesenian unik Jaran Kencak yang digelar di pelataran rumah Mualimin, di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari, Jember. “Ini merupakan pertunjukan langka. Dulu sering ada. Namun beberapa tahun terakhir, pertunjukan seperti ini jarang kita jumpai,” kata Rido’i, salah seorang warga Sukorejo.

Dijelaskan, dirinya mengajak buah hatinya untuk melihat langsung agar buah hatinya bisa tahu dan kenal dengan kesenian yang sudah turun temurun tersebut. Karena menurutnya, anak jaman sekarang sangat jarang yang tahu dan kenal dengan kesenian tradisional.

“Ayo nari,” perintah sang pemilik kuda mengawali gelaran atraksi kuda-kuda yang bisa berjoget. Berbagai akseksoris yang membuat suasana semakin meriah juga terpasang di tubuh sang kuda. Warga pun semakin larut dalam jogetan kuda-kuda kencak.

Supa’at warga Balung, Jember, salah satu pemilik kuda kencak menjelaskan jika seni jaran kencak merupakan kesenian dari leluhur yang harus dipertahankan. Namun, perkembangan jaman membuat kesenian yang sudah digelutinya sejak kecil ini hampir punah.

Agar terkesan tidak monoton dan penonton menjadi bosan, Supa’at mengubah penampilan kuda dan alur penampilannya menjadi lebih menarik. “Saya beri modifikasi akseksoris seperti pakaian dan tanduk, agar lebih kelihatan menarik dan disenangi,” terangnya.

Selebihnya, Supa’at berharap pada pemerintah agar tergugah hingga memberi perhatian lebih pada komunitas seni, terutama jaran kencak. Dengan begitu, akan memancing minat generasi muda untuk menyukai kesenian tersebut. “Selama ini, saya menilai, perhatian dari pemerintah Jember sangat sedikit dalam bidang seni, terutama pada seni jaran kencak. Kedepan, saya berharap pemerintah lebih perhatian lagi pada kesenian ini,” terang bapak dua anak ini.


Sumber :
http://jembertourism.com
http://wartajember.com
http://www.jtvjember.net
http://www.eastjava.com

Friday, October 17, 2014

Gerhana Langka dan Uranus Berhasil Diabadikan dari Jember


Warga Jakarta boleh gagal mengamati gerhana Bulan total Rabu (8/10/2014) karena faktor cuaca. Tapi di Jember, seorang astronom amatir bukan hanya bisa mengamati gerhana, tetapi juga mengabadikannya bersama planet Uranus.

Chandra Firmansyah, astronom amatir asal Jember, mengabadikan gerhana Bulan total dan Uranus dengan kamera tanpa bantuan teleskop. Ia mengunggah foto hasil jepretannya di akun Facebook-nya dan grup Penjelajah Langit.

Dalam foto tersebut, gerhana tampak merah kekuningan. Sementrara, Uranus tampak berada di sebelah kanan Bulan dan sangat redup. Magnitudo Uranus saat gerhana Bulan kemarin sekitar +5, hampir tidak mungkin disaksikan dengan mata telanjang.

Kepada Kompas.com, Kamis (9/10/2014), Chandra mengatakan, "Dengan mata telanjang Uranus sebenarnya tidak kelihatan." Ia mengatakan, Uranus berhasil dipotret "dengan lensa 55 mm, setting-an kamera ISO tinggi, dan long exposure 15 detik."

Gerhana Bulan total kemarin adalah gerhana langka. Gerhana itu salah satu dari tetrad, seri gerhana yang terdiri dari 4 gerhana berturut-turut. Selama tahun 2001 - 3000, hanya ada 32 gerhana tetrad. Seri gerhana tetrad berikutnya baru ada tahun 2032.

Uranus adalah planet gas yang berjarak 2,8 miliar kilometer dari Matahari. Karena jarak yang jauh, planet ini hampir tak mungkin disaksikan dengan mata telanjang. Perlu situasi yang sangat ideal untuk menyaksikannya, antara lain langit yang benar-benar gelap.


Sumber :
http://sains.kompas.com

Tuesday, September 16, 2014

Peta Perubahan Arus Lalu Lintas Kota Jember


Hari ini uji coba rekayasa lalu lintas di seputaran Pasar Tanjung.

Ngati-ati dulur, sik arep podo Belonjo nang Pasar Tanjung. Teko Jl. Trunojoyo ojo belok kanan nang Jl. Samanhudi. tapi belok kanan nang Jl. Wahidin. ( Lihat Peta )


Sumber :
https://twitter.com/Humas_Jember
https://www.facebook.com/100.KOber

Friday, September 12, 2014

Radio Prosalina FM 101.3 Jember


Prosalina fm semakin membumi , Di seluruh jam siaran, prosalina fm hanya menyuguhkan lagu-lagu indonesia pop dan dangdut. Tidak ada lagu barat. Mengapa begitu ? Inilah kiat baru untuk menjadikan prosalina fm membumi !! Dan bukan rahasia lagi…. "survey membuktikan..." lagu indonesia (pop dan dangdut)lebih digemari masyarakat.

Prosalina FM ditunjang equipment standart broadcast dan pemancar DB-KA 15000 dengan output 15000 watt, Antena JAMPRO 15000 6 bays dengan output 15000 watt. Sehingga dapat menjangkau ex karesidenan Besuki (Banyuwangi – Bondowoso – Situbondo) dan Kabupaten Lumajang serta Kabupaten Probolinggo.

Penetrasi PROSALINA FM Mengalahkan Televisi..!!
Segmentasi yang tajam (baca: tunggal), memang diperlukan bagi sebuah radio. Tapi cara itu bukan satu-satunya pilihan metode untuk menggaet pendengar. Prosalina fm memilih “multi segmen”, dengan pertimbangan spesifikasi masyarakat jember yang heterogen. Prosalina fm “menembak” semua lapisan masyarakat potensial, baik desa maupun kota, dengan klasifikasi sosial ekonomi b dan c, dari usia 15 – 40 tahun.
Bagaimana Semua itu Bisa Dilayani?

Memang sebuah pertanyaan besar. Tapi jawabannya pasti. Prosalina fm telah dan harus melakukannya. Masyarakat agraris di desa, masyarakat semi industri dan bisnis di kota, punya perilaku yang berbeda. Belum lagi kalangan muda, pelajar dan mahasiswa.

Wah Rumit Yah?

Tapi tidak bagi prosalina fm !! Semuanya bisa diatur !! Kuncinya tidak lain adalah memahami siklus kegiatan masyarakat. Misalnya, pelajar tidak akan mendengarkan radio dari jam 7 pagi sampai jam 13 siang. Sebab mereka masuk sekolah. Orang kantoran, juga kecil kemungkinannya mendengarkan radio. So… Jam siapa itu ? Ibu rumah tangga dan kalangan petani yang baru pulang sawah !! Demikian seterusnya, siklus kegiatan masyarakat ini menjadi dasar penyusunan menu acara.
Masih Ada Lagi …

Prosalina fm semakin membumi !! Itulah keputusannya ! Bagaimana bentuknya ?? Di seluruh jam siaran, prosalina fm hanya menyuguhkan lagu-lagu indonesia pop dan dangdut. Tidak ada lagu barat. Mengapa begitu ? Inilah kiat baru untuk menjadikan prosalina fm membumi !! Dan bukan rahasia lagi…. “survey membuktikan…” lagu indonesia (baca: pop dan dangdut) lebih digemari dari lagu barat !!!!
Mengapa tidak Realistis saja ???
di Jember, radio FM CUKUP PROSALINA

Sumber :
http://radiomaya.blogspot.com
http://www.prosalinaradio.com

Saturday, August 30, 2014

Kedai Steak Ayu

Saat kita merasa agak bosan dengan menu makanan di rumah, tidak salah untuk menggugah rasa dan nafsu makan kita sesekali makan diluar. Maksudnya bukan sambil bawa piring dengan berisi nasi dan lauk pauk dari dalam rumah terus kita ke teras atau ke pinggir jalan terus makan. Bukan

Maksudnya kita bolehlah kita sesekali ke luar rumah pergi ke warung, depot, cafe atau restoran untui mencoba menu di rumah makan tersebut.

Lalu menu apa yang patut dicoba. Umumnya menu yang sering ditawarkan adalah nasi goreng, ayam penyet dan lainnya. Nah, bagaimana kalau kita coba kuliner ala barat. Yaitu bisti atau steak.

Bistik atau setak atau steik adalah sepotong besar daging, biasanya daging sapi atau daging ayam dipotong untuk menjadi steik. Kebanyakan steik dipotong tegak lurus dengan serat otot, menambah kelegitan daging. Steik biasanya dimasak dengan dipanggang, meskipun dapat digoreng atau di-"broil".

Bagi yang mereka yang menjalani program diet, menu steak ini sangat cocok, karena daging sebenarnya memiliki banyak kandungan protein didalamnya yang dapat membantu pembentukan otot dan mendongkrak hormon dalam tubuh. Selain itu juga daging dalam steak ditemani dengan sayuran yang menyehatkan diantaranya wortel, kentang, tomat dan kacang polong.

Steak dikenal sebagai salah satu menu berharga mahal. Angka nominal yang relatif tinggi itu antara lain disebabkan oleh bahan baku utamanya, yakni daging sapi atau daging ayam tadi.

Daftar menu Kedai Steak Ayu

Namun di Jember ada satu cafe atau kedai yang menjual steak dengan harga kaki lima tapi rasa bintang lima, hmmm wajib dicoba. Kedai tersebut adalah Kedai Steak Ayu, dengan harganya menu steak yang paling mahal adalah Rp 14.000, tentunya cukup terjangkau.

Lokasi Kedai Steak Ayu berada dalam kompleks cafe yang banyak digandrungi anak muda, yaitu Dapur Coklat, di sebelah Pujasera jalan PB Sudirman no 54, tepatnya di depan Kodim Jember.

Sajian steak dari Kedai Steak Ayu

Steak di Kedai Steak Ayu ini disajikan dengan konsep hotplate dan tentunya dengan peralatan pisau steak khusus disediakan bersama dengan steak. Steak pisau lebih tajam dari pisau tabel paling dan biasanya bergerigi, meskipun pisau lurus juga bekerja, mereka juga sering memiliki pegangan kayu. Lalu apa itu hotplate? Hotplate adalah sebuah piring yang terbuat dari besi yang biasanya untuk menyajikan makanan seperti steak, yang dibuat dari besi tempa yang tahan karat. Karena itu biasanya berat. Piring ini dipanaskan di atas api sebelum dipakai sehingga saat makanan ditaruh di atas piring ini akan tetap terjaga kehangatannya sampai makanan habis disantap.


Sumber :

http://wikipedia.org
http://www.okefood.com
http://www.tipsdiet.web.id
http://ruangilmu17.wordpress.com

Saturday, August 23, 2014

Jember Fashion Carnival 2014

Jika tahun 2013 lalu, saat mudik ke Jember aku masih sempat melihat secara langsung persiapan Jember Fashion Carnival 2013, namun sayangnya untuk tahun ini aku tidak dapat menyaksikan seluruh pergelaran apik dari Jember Fashion Carnival 2014.



Dengan motto "Sebab kebudayaan itu sendiri selalu berawal dari ketiadaan", acara Jember Fashion Carnival 2014 dilangsungkan selama 5 hari, yaitu mulai dari tanggal 20 Agustus 2014 hingga berakhir pada puncaknya tanggal 24 Agustus 2014.

Ajang tahunan yang diprakarsai oleh desainer Dynand Fariz ini diadakan untuk membuat Kota Jember, Jawa Timur, sebagai pusat karnaval dan pusat fashion di Indonesia. 

Dalam keterangan yang dirilis via Twitter, Jember Fashion Carnaval XIII akan mengusung tema TRiANGLE, Dynamic in Harmony dan akan menampilkan 10 (sepuluh) defile dengan berbagai tema yang telah ditentukan oleh penyelenggara JFC. Kesepuluh tema tersebut adalah:

Mahabharata
Borobudur (Archipelago Defile)
Tabora (Sumba Mountain)
Phoenix (Firebird & Fantasy)
Wild Deer (Unique Thorn)
Stalagmite (Unique Nature Ice Phenomenon)
Flying Kite (Colorful Kite Festival)
Apache (Exotic Ethnic Indian Tribe Tents)
Pine Forest (Wonderful Tree Texture)
Chemistry (Atractive Color and Dance Party)


Jember Fashion Carnaval XIII akan diikuti oleh berbagai pelaku industri kreatif, penggemar dunia fashion dan berbagai sekolah mode yang akan turut berpartisipasi dalam pelaksanaan Jember Fashion Carnival. Catwalk yang akan digunakan untuk menampilkan arak-arakan karnaval fashion ini merupakan jalan utama Kota Jember sepanjang 3,6 kilometer.


http://www.jemberfashioncarnaval.com
http://www.internationalcarnivalinstitute.com
https://www.facebook.com/pages/Jember-Fashion-Carnaval
http://www.triptrus.com

Tuesday, August 12, 2014

Riza Shahab


Nama lahir Muhammad Riza Shahab
Lahir 25 Oktober 1989, Kaliwates
Agama Islam

Riza Shahab (lahir di Kaliwates, 25 Oktober 1989; umur 24 tahun) adalah seorang aktor Arab-Indonesia yang memulai karier perfilmannya di sinetron Cerita SMA. Di sinetron tersebut, ia dimemerankan tokoh yang bernama Fahri. Ia tercatat sebagai alumnus SMA Negeri 3 Jember.

Melihat prospek karir yang cerah di dunia akting, Riza memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahirannya dan pindah ke ibukota, Jakarta. Setelah kepindahannya ke Ibukota, karir Riza mulai melesat.

Pada tahun 2009 ia membintangi sinetron Safa dan Marwah. Sinetron inilah yang membuat namanya semakin dikenal di dunia entertainment tanah air. Setelah itu namanya sering wara wiri di layar kaca dalam berbagai judul sinetron yang di bintanginya.

Mantan kekasih Fitri Tropica ini pernah digosipkan tengah dekat dengan aktris cantik Revalina S. Temat. Namun kedua selebritis ini membantah kabar tersebut. Kini ia tengah dekat dengan akris Deasy Bouman. 

Selain sibuk syuting sinetron, Riza saat ini juga sibuk syuting beberapa judul FTV. Berbagai peran telah ia lakoni, dan Riza masih ingin mengembangkan kemampuan aktingnya baik di layar kaca maupun layar lebar.

sinematografi:

Cerita SMA
Safa dan Marwah
Sejuta Cinta Marshanda
Dewa
Karunia


Sumber :
http://id.wikipedia.org
http://www.kapanlagi.com

Saturday, July 12, 2014

Opick


Aunur Rofiq Lil Firdaus atau lebih dikenal dengan nama Opick (lahir di Jember, Jawa Timur, 16 Maret 1974; umur 40 tahun) merupakan seorang pencipta lagu dan penyanyi religius beretnis Jawa berkebangsaan Indonesia.

Opick dilahirkan dari pasangan Dra. H. Lilik Sholelah dan Abdul Gofur, di Jember, Jawa Timur, 16 Maret 1974. Walaupun Opick kecil dikenal anak bandel, tetapi dalam hal mempelajari agama, ia termasuk anak yang rajin. Dari kedua orangtuanyalah pendidikan agama lebih banyak diperolehnya. Cucu K.H. Abdul Mukti, seorang kiai yang cukup ternama di daerahnya, ini memiliki jiwa mandiri, percaya diri, dan pikiran ke depan. 

Sebagai anak yang datang dari keluarga sederhana, Opick termasuk anak yang terbiasa menelan kehidupan lingkungan susah sebagaimana umumnya kehidupan di perkampungan.

Kali pertama Opick memahami arti kemandirian, bermula sejak di bangku SD ketika ia harus tinggal di tempat kos agar bisa dekat dengan sekolahnya. Di sinilah sebetulnya jiwa kepemimpinannya tertanam karena segala tindakan dan sikapnya harus diambil sendiri tanpa mengandalkan ibu-bapaknya yang berada jauh dari tempat kosnya. Sikap ini berlanjut hingga di masa remaja. 

Perasaan minder dengan keadaan yang dijalaninya acapkali ditutupi dengan perilaku-perilaku yang berani dan menunjukkan sikap-sikap yang menarik hati teman sebayanya. Opick berani mengambil sikap melawan arus untuk mempertahankan prinsip dan cita-cita yang dipegangnya. Meskipun begitu, ia dapat diterima oleh kawan sebayanya, bahkan dalam beberapa kesempatan, selalu dijadikan pemimpin oleh teman-temannya.

Sejak SMP, Opick sudah memiliki bakat bernyanyi dan mampu memainkan beberapa alat musik, bahkan mendirikan sebuah band. Perjalanan bermusik Opick dijalani dengan panjang. Namun, tekad dan kerja kerasnya terus tertanam untuk bisa mencapai kesuksesan. Ketika memasuki usia dewasa, Opick tetap memegang teguh prinsip hidupnya. 

Berbeda dengan ketika ia kecil, pada masa ini Opick lebih berpikir bagaimana mewujudkan cita-citanya, khususnya dalam berkarier di dunia kesenian (musik dan teater). Setelah tamat SMA, ia memutuskan untuk bisa berdomisili di Jakarta dalam mewujudkan cita-citanya.

Dengan modal rekaman lagu dengan alat yang serba terbatas, ia menawarkan lagu-lagunya. Namun, semuanya sia-sia. Tidak ada label yang menerimanya. Pada 1993, awalnya Opick berdomisili di Jakarta, tepatnya di Gang Sawo, Rawamangun. 

Selain aktif dalam kegiatan warga dan keagamaan serta ramah berbaur dengan lingkungan sekitarnya, Opick ikut kegiatan Komunitas Sawo atau dikenal dengan komunitas teater Bela Studio. Waktu itu, opick sangat bercita-cita bisa bergabung dan aktif di Bengkel Teater yang dipimpin Rendra. 

Kehidupan Opick di Jakarta di masa-masa itu jauh dari kemapanan. Modal di Jakarta adalah sedikit bakat dalam kesenian khususnya dalam hal musik dan ilmu agama secukupnya. 

Namun begitu, di lingkungannya ia dikenal sebagai seorang santri. Hal itulah yang membuat greget dalam dirinya. Dia menyesali betapa ia tidak mendalami agama sejak dari dahulu. Dengan itikad itulah, ia terdorong untuk lebih mendalami agama di Jakarta. Besar di lingkungan santri sedari kecil menjadi modal kuat baginya dalam berinteraksi dengan ilmu agamanya. 

Hidup sendiri di Jakarta, banyak pengalaman yang opick peroleh, khususnya mengenai hakikat hidup. Sebelum sukses, opick memiliki keyakinan apa yang dibuatnya baik akan menuai kebaikan. Dia teguhkan terus keyakinan ini dalam setiap doanya. 

Hingga ia akhirnya meyakini bahwa musik sebagai jalan hidupnya. Pengalaman menarik yang dimiliki Opick ialah kebiasaannya bernyanyi di pinggir jalan, di halte bus depan Arion, Rawamangun, Jakarta setiap habis subuh sampai pukul 7 pagi. 

Kebiasaan aneh ini dijalaninya selama 3 tahun. Alasannya, untuk melatih vokal, mencari inspirasi dari lalu lalangnya kendaraan dan para pengamen, serta meyakinkan diri untuk tetap mempertahankan cita-citanya, yaitu sukses di dunia musik.

Pada tahun 90-an, Opick memulai karier bermusiknya dengan membentuk sebuah band bernama Timor Band yang beraliran cadas, yang personilnya tak lain dan tak bukan sahabatnya di Jember. 

Sayang, album Nyanyian Perjalanan yang dirilisnya menuai protes dari banyak pihak karena liriknya menyinggung banyak orang. Kritikan dan masukan pun datang dari berbagai pihak. 

 

Album "Jejak Langkah" merupakan sebuah album musik dirilis pada tahun 1999 dengan lagu utamanya yang berjudul Yang Terindah. Album ini bergenre Pop Rock, berbeda dengan citra religius yang dimiliki Opick pada album-album berikutnya.


Album "Tak Ada Habisnya" merupakan sebuah album musik dirilis pada tahun 2003 dengan lagu utamanya yang berjudul Kenalilah. Album ini bergenre Pop Rock, berbeda dengan citra religius yang dimiliki Opick pada album-album berikutnya.

Karena tak mau menamatkan karier musiknya, Opick harus berpikir panjang untuk mengubah aliran dan penampilannya dalam bermusik. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya sang rocker mulai hijrah. Sorban dan baju koko jadi pilihan dalam tiap aktivitas penampilannya. 

Opick bisa dibilang satu dari sedikit penyanyi dan komposer lagu yang istiqamah pada karya religi Islami setelah sebelumnya sempat bertarung keberuntungan di jalur musik mainstream rock, tetapi menuai kegagalan. Ternyata, keberuntungan dan keberkahan justru didapatnya di jalur religi. 

Panjang dan berliku. Debut album religi pertamanya, Istighfar, yang digubah pada 2005-an menuai hasil maksimal. Album perdana Opick berhasil meraih dobel platinum dan penjualannya menembus angka satu juta keping. 

Album pertamanya ialah Istighfar dirilis tahun 2005. Sebulan pertama setelah dirilis, album ini mampu mencetak dobel platinum dengan penjualan lebih dari 300 ribu kopi. Dalam album tersebut, Opick memasukkan lagunya yang berjudul Tombo Ati ke dalam album solonya. 

Sebelumnya, Opick memasukkan lagu itu ke dalam album kompilasi Tausiyah Dzikir dan Nasyid. Album Istighfar sukses di pasaran, hingga menembus lebih dari 800 ribu kopi dan mendapat penghargaan lima platinum sekaligus. Karena aktivitasnya dalam lagu Islami, Opick dinobatkan sebagai duta grup musik Islami Nasyid oleh lembaga ANN (lembaga nasyid nusantara).

Tahun 2006 pria yang mengaku pernah memiliki band yang membawakan lagu-lagu rock itu merilis album keduanya berjudul Semesta Bertasbih (2006). Dalam album tersebut terdapat sepuluh lagu, diantaranya Taqwa, Irhamna, Akdir, Teranglah Hati, 25 Nabi, Semesta Bertasbih, Bismillah, Satu Rindu, Buka Mata Buka Hati dan Ya Rasul. 

Bila berbicara soal syair, isi lagu-lagunya adalah refleksi dari pengalaman hidupnya sejak masa kanak-kanak. Pengalaman hidup menjadi insiprasi dalam tiap napas lantunan syair yang diciptakannya. Tak heran, buku perdananya yang diterbitkan pada 2005 itu, merupakan bedahan syair-syairnya yang sedemikian rupa dan dikait-kaitkan dengan tiap kisah dalam hidupnya.

Berlanjut album berikutnya, Ya Rahman (2007), Cahaya Hati (2008), Di Bawah Langit-Mu (2009), dan pada akhir Juli 2010 bersama produser Nadahijrah-Forte Records, Opick meluncurkan album bertajuk Shollu Ala Muhammad. Kehadirannya yang konsisten setiap tahun dengan karya album baru, menjadikan ayah tiga anak ini sebagai ikon penyanyi religi Islami yang dipertimbangkan dalam dunia musik Tanah Air. 

Tak hanya solo, Opick juga sukses membawakan beragam hits dengan sejumlah kawan duet yang lain, seperti Melly Goeslaw untuk lagu Takdir yang terdapat dalam album Semesta Bertasbih, Wafiq Azizah, seorang juara Qariah internasional dalam lagu Ya Rasul, dan Rachel Amanda, pemain sinetron anak yang kini telah remaja. 

Ada pula kolaborasi Opick dengan grup nasyid Pandawa Lima di lagu Teranglah Hati. Bulan Agustus 2006, tak lama setelah meluncurkan album kedua, Opick mengeluarkan buku berjudul "Opick, Oase Spiritual Dalam Senandung".

Dalam hal bermusik, Opick bukan tanpa tim kreatif walaupun tidak secara khusus dimilikinya. Namun paling tidak, Opick telah melakukan terobosan baru dalam kariernya, yaitu menggelar kontes menyanyi lagu-lagu religi yang digelar untuk semua kontestan dari seluruh daerah di Indonesia. Alhasil, pada 2010, beberapa bulan lalu, 18 finalis terjaring dan akan terpilih tiga orang sebagai pemenangnya. Menurutnya, mereka bisa featuring di lagu-lagunya untuk membuat wajah baru di kancah musik religi Indonesia.

Kesuksesannya pun tak hanya di bidang bermusik. Opick juga sukses membintangi beberapa iklan di televisi. “Alhamdulillah, saya sering diminta untuk membintangi beberapa iklan di televisi maupun radio. Kita patut bersyukur ya, berkah dari menyanyikan lagu-lagu religi yang bisa diterima semua kalangan dan mungkin nama saya sudah dikenal bisa juga menjadi bintang iklan,” ungkapnya. 

Untuk mencapai kesuksesan, menurut Opick kita tak perlu muluk-muluk. “Do, go, and flow saja,” katanya. Selama kita yakin akan apa yang kita kerjakan itu baik untuk banyak orang, konsisten, dan banyak berdoa dalam menjalaninya, niscaya tidak sulit mendapatkan hasil dari apa yang diikhtiarkan. Satu hal lagi menurutnya, sabar adalah kunci yang tidak boleh diabaikan. 

Satu kali terlampui dalam bernyanyi, dua tiga dapat kesempatan main di dunia film. Yap. Itulah sang “tombo ati”. Opick telah hadir dalam kancah perfilman layar lebar. Tapi adakah motivasi lain bagi Opick bermain film? Jawabnya, iya banget. Konon, ada kegelisahan dalam dirinya. Antusiasme dalam batinnya adalah dorongan besar mengamini tawaran dalam bermain film. 

Sang penyanyi ini sudah cukup lama menaruh obsesi untuk membuat karya film. Tidak hanya berperan sebagai pemain, dalam filmnya yang berjudul Di Bawah Langit, Opick juga ikut andil dalam mendanai proses pembuatan layar lebar tersebut. Hal ini bisa dibilang tindakan berani sebab tidak semua penyanyi yang mau ambil risiko dalam bidang ini. 

Dalam film perdananya ini. Opick terlibat langsung dalam mengerjakan hampir keseluruhan proses mulai dari menjadi produser, sutradara, penata musik, penulis skenario, hingga pemain sekaligus. Makanya, idealisme Opick amat tegas dalam film ini. 

Salah satunya, ia ingin menampilkan film yang berbeda, yaitu sebuah film yang bisa menjadi alternatif tontonan bagi masyarakat dan bukan sekadar film-film yang nyaris sejenis. Film yang digarap Opick berisi cerita tentang orang-orang pesisir yang termarjinalkan. Intinya, kisah tentang orang-orang yang kalah, tetapi tetap taat beribadah. 

Karya-karya dari Opick
Pasar Malam Di Kepalamu (1999)
Tak Ada Habisnya (2003)
Istighfar (2005)
Semesta Bertasbih (2006)
Ya Rahman (2007)
Cahaya Hati (2008)
Di Bawah Langit Mu (2009)
Shollu Ala Muhammad (2010)
The Best of Opick (2011)
Salam Ya Rosulullah (2012)

Film
Kun Fayakuun (2008)
Di Bawah Langit (2010)





Sumber :
http://id.wikipedia.org
http://kolom-biografi.blogspot.com

Sahabat Sejati - Opick


Sejak tembang Tombo Ati yang populer di tahun 2004, hingga kini Opick selalu menelurkan album religi setiap tahunnya dan mencetak hit. Jelang ramadan ini, Opick kembali menyajikan  karya-karya emasnya lewat album bertajuk "Sahabat Sejati".

PENYANYI, pencipta lagu, dan bintang film, Opick tidak pernah kehilangan ide menciptakan lagu bertemakan religi. Hampir setiap tahun, karya-karyanya mewarnai bulan suci Ramadan.

Niat tulus itulah yang membuat ia tak mau keluar dari jalur musik religi. Album ini terbilang istimewa. Pemilik nama lengkap Aunur Rofiq Lil Firdaus ini melibatkan putri sulungnya, Ghaniya.

Lirik dalam tembang duet Opick-Ghaniya ini berangkat dari pemikiran sederhana seorang gadis cilik tentang arti sahabat sejati. Opick menyempurnakan karya sang putri, kemudian lahirlah tembang  itu dan menjadi judul album.

Opick pun selalu konsisten menunjukkan kteatifitasnya dalam mengemas aneka genre musik. Dalam album ke - 10 ini Opick menujukkan kematangan musikalitasnya. Proses pembuatan album tersebut, Opick membutuhkan waktu enam bulan.

Opick mengemasnya lebih modern. Karya-karya yang religius dan tertuang dalam lantunan lagunya itu pun tidak hanya untuk sekadar mengajak pendengarnya untuk lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta.

Akan tetapi, warna musik dan lirik lagunya pun bertemakan persahabatan. “Memang ini agak berbeda, ini agak modern, ini bisa menjadi warna bukan untuk orang tobat saja, tapi untuk senang-senang bisa, tentang sahabat, cinta semua saya gambarkan lewat liriknya,” kata pria kelahiran Jember, Jawa Timur, 16 Maret 1974 itu.

Namun, disempurnakan olehnya. “Lewat lagu ini kita seperti diingatkan. Oh, ternyata sahabat kita itu bisa jadi ayah, bisa ibu, nenek atau kerabat lainya. Dan lagu ini pun bisa berbicara tentang hubungan orang tua dan anak ataupun lebih luas lagi,” tandas Opick tentang lagu berirama riang itu.

Pemilihan Ghaniya, Putri sulungnya untuk berduet dengannya di album ke 10 ini pun penuh pertimbangan. Selain untuk mengasah bakatnya, Opick merasa putrinya memang sudah siap untuk melanjutkan perjuanganya di belantika musik tanah air.

“Dia (Ghania, Red) sudah lama nyanyi, tapi saya nggak mau langsung terjun sendiri bersolo karir. Dia harus belajar dulu, salah satunya dengan berduet,” katanya. Rupanya pemilihan putrinya sebagai teman duet di album terbarunya tersebut mengisyaratkan bahwa lirik lagunya tidak hanya untuk para dewasa.

Namun, hampir 10 album religinya yang telah dikeluarkanya setiap bulan Ramadan selalu ada satu tembang yang dinyanyikan anak-anak. “Saya punya gambaran, musik cuma pakaian saja, intinya adalah manusianya.

Apa yang disampaikan sebenarnya adalah syairnya. Dan syair itu bukan untuk yang dewasa. Anak-anak pun bisa mencernanya,” jelasnya. 

"Lewat lagu ini kita seperti diingatkan, ternyata bisa saja sahabat kita itu,  ayah, ibu, nenek atau kerabat lainnya. Ini berbicara tentang hubungan orang tua dan anak atau bahkan lebih luas lagi," kata Opick saat peluncuran Album barunya di Supermarket Indomart, di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (27/6).

Opick memang selalu membuat tembang duet, dan lagu-lagu yang diciptakannya sangat familiar dipendengar kanak-kanak. Namun keikutsertaan putrinya bukan semata-mata akan memasung perkembangaan anak-anaknya dengan mengikuti jejaknya. Untuk itulah Opick tetap mengharuskan pendidikan kepada Ghaniya. "Dia (Ghaniya) sekolah kelas 6," katanya.

Sebagai orang tua, ia pun sadar tumbuh kembang serta pendidikan adalah nomor satu yang harus diperoleh setiap anak-anaknya. Meski tanpa disadari, kegiatan sebagai penyanyi yang penuh dengan kegiatan panggung yang hampir tak bisa di prediksi waktunya nantinya akan membuat Ghaniya terlena dan kecapekan.

"kasihan nanti dia nggak punya ruang untuk belajar dan bermain bersama teman-temannya. Karena dunia panggung itu kejam ya. Kasihan dia kalau semua dia ikutin bisa kelenger dia," katanya.

Mengantisipasi itu semua, Opick tak mau menyerahkan manajemen anaknya kepada orang lain.

"Yang pegang manjemen itu istri saya sendiri, jadi dia sekarang tau apa yang menjadi kebutuhan kita. Karena selama ini kehidupan saya kaya bang Toyib jarang dirumah. Akhirnya anak-anak jarang sekolah dan sering kut sama saya. Saya sama Ghaniya itu sangat dekat kemana-mana selalu ikut. Makanya manajemen istri saya yang lebih tahu mengatur jadwalnya," imbuhnya.

Mendapat didikan serta arahan dari orang tuanya, Ghaniya pun sangat Senang. Kedekatan dirinya dengan ayahnya tak membuat dara yang tahun ini masih duduk dibangku Sekolah dasar (SD) itu tetap merasa nyaman berada didekat Opick.

"Senang bisa nyanyi sama ayah," Ghaniya mengungkapkan kalau orang tuanya tak pernah memaksa untuk melakukan keinginannya. seperti halnya berduet dengan Opick.

Tahun ini senandung islami Opick dialunkan lewat album 'Sahabat Sejati'.

Dibuka lewat lagu 'Maha Pemurah', lagu tersebut terdengar klasik di mana warna yang sama disajikan dengan lagu-lagu religi Opick sebelumnya. Memasuki lagu kedua 'Tuhan Beri Kami Cinta' sentuhan lebih berbeda.

Intro awal bernuansa musik gambus seraya membuat para pendengar cukup membuat orang tergoda. Selai itu, suara gitar akustik yang terdengar begitu dominan membuat lagu ini cukup nikmat untuk terus didengarkan.

Selanjutnya, ada track berjudul 'Karenamu' lebih menggali musik penyanyi asal Jember itu lebih dalam. Seperti beberapa lagu yang sukses membuat orang termenung seperti 'Bila Waktu Telah Berakhir' atau judul lainnya seperti coba disajikan di album ini.

'Kembalilah' dipilih menjadi track ke empat, sama hal yang dengan track sebelumnya lagu ini seperti ingin menampilkan kekhasan dari seorang Opick. Kuat dilirik yang penuh makna dan musik mudah dicerna kuping orang awam.

Sempat dipopulerkan dan beredar luar di sekitaran Jawa Tengah hingga Jawa Timur lagu daerah bertema islami 'Lir Ilir' dimasukkan jadi pembeda album ini. Sentuhan dibuat semodern mungkin oleh Opick hingga tak terdengar sebagai lagu lawas.

Nah, memasuki track keenam ada sosok putri Opick, Ghaniya yang sepertinya mencoba melanjutkan tahtanya. Berduet dengan sang ayah, di lagu 'Sahabat Sejati' kedua berkolaborasi dengan merdu dan tak heran lagu ini menjadi jagoan utama album ini.

Kemudian ada 'Sentuh Aku' dan 'Subhanallah - Ingat Ingatlah' mengisi selanjutnya dalam album ini. Lagu terakhir terdengar lebih modern dengan sentuhan biola hingga suling yang mengisi beberapa part dalam lagu ini.

'Ya Muhammad' dan 'Temukan Dirimu' menjadi lagu penutup di album 'Sahabat Sejati'. Lagu terakhir terdengar sedikit sentuhan musik blues yang tetap menjaga kearifan setiap lirik yang disampaikan dalam lagu tersebut.


Berikut daftar lagu di album 'Sahabat Sejati':
1. Maha Pemurah
2. Tuhan Beri Kami Cinta
3. Karenamu
4. Kembalilah
5. Lir Ilir
6. Sahabat Sejati feat Ghaniya
7. Sentuh Aku
8. Subhanallah - Ingat Ingatlah
9. Ya Muhammad
10. Temukan Dirimu


Sumber :
http://www.opicktomboati.com
http://www.indopos.co.id
http://www.harianterbit.com
http://hot.detik.com

Friday, July 11, 2014

Jalan Sudarman, Terpendek di Kota Jember


Dulu saya pernah berpikir, kenapa ya kok di Kota Jember, Jawa Timur nggak ada JL Sudarman No 2? Atau nomor 3, 4, 5, dan seterusnya? Kenapa Jalan Sudarman hanya ada satu yaitu di depan Kantor Pemda, Kabupaten Jember dari ujung ke ujung, yang panjangnya kurang lebih hanya 100 meter itu.

Saat SMP,barulah saya ketahui ternyata jalan tersebut (Jalan Sudarman) diambil dari nama Bupati ketiga Jember era 1943 – 1947. Waktu itu, namanya masih menggunakan ejaan lama, R. Soedarman.

Ketika Belanda melangsungkan Agresi Militer pertama di Indonesia, mereka juga melakukan perombakan terhadap struktur pemerintahan nusantara, khususnya di Jawa bagian timur. Nah, waktu itu Bapak Sudarman tidak mau berkompromi dengan Belanda.

Seolah-olah Pak Darman berkata, sekali merdeka tetap merdeka. Alhasil, pembangkangan ini menyebabkan pihak Belanda gusar. Kemudian pihak Belanda mencopot jabatan Pak Sudarman dan menggantikannya dengan Bupati baru yang dirasa bisa memenuhi kehendak mereka para kolonial Belanda.

Bagaimana nasib Bapak Sudarman? Pada akhirnya beliau dipenjarakan. Saya lupa, dipenjarakan dimana ya beliau? Kalau tidak salah, di sebuah penjara di Sidoarjo (mohon koreksi jika saya salah). Di tahun yang sama, 1947, Bapak Sudarman meninggal dunia, dalam keadaan masih di dalam penjara.

Haripun berlalu. Para pejuang revolusi seperti Dr. Soebandi, Letkol Moch. Sroedji, dan lain-lain di seluruh negeri ini, berhasil mengusir Belanda dan kembali mengibarkan sang saka merah putih dengan jiwa merdeka. Untuk mengenang jasa Bapak Sudarman yang telah berani berkata tidak, nama beliau dijadikan nama jalan di jantung kota kecil Jember.

Itulah sekelumit kisah tentang JL. Sudarman. Bisa dibilang, ini adalah jalan terpendek di Jember. Sebab, sampai hari ini saya masih belum menemukan jalan lain yang lebih pendek dari JL. Sudarman.

Saya tambahi cerita dari salah satu cucunya yang saya kenal di Jakarta, Ibu Ria Azis Basoeki yang menceritakan Eyang Soedarman meninggal sebagai tahanan rumah di Sidoarjo. Sebelum beliau menjadi Bupati Jember, pernah menjadi wedana di Sidoarjo. (Penulis: RZ Hakim, Editor: Asita DK)



sumber : 
http://cintajember.com

Sunday, July 6, 2014

Bandara Notohadinegoro Mendekati Final


Persiapan operasi Bandara Notohadinegoro, Ajung, sudah mendekati final. Selasa (24/6) jajaran Garuda Indonesia melakukan verifikasi akhir ke bandara. Maskapai pelat merah itu menyatakan, Bandara Notohadinegoro sudah siap didarati pesawat. Dengan demikian, waktu pengoperasian bandara tinggal menunggu verifikasi akhir dan penetapan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub.

Jajaran Garuda yang kemarin meninjau bandara adalah Vice President PT Garuda Indonesia Region III (Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara) Ari Suryanta, Ahmad Nursyirwan, auditor technical expert Garuda Indonesia, serta sejumlah tim teknis.

Tim Garuda kemarin menguji sejumlah peralatan. Mulai pintu masuk, peralatan telekomunikasi, navigasi, listrik (telnavlis), BMKG, hingga ground handling. Sarana lain yang baru selesai dikerjakan di bandara tersebut juga diuji. Yakni,overlayatau penebalan landasan pacu sepanjang 1.560 meter dan pemagaran berkeliling seluas 120 hektare.

Untuk menjajal kondisi landasan pacu, Ari bersama sejumlah rombongan memacu kendaraan di atas landasan pacu itu dengan kecepatan hingga 150 km/jam. 

Ari menyatakan, walau dipacu hingga 150 km/jam, laju kendaraan cukup stabil. Hal itu berbeda sebelum ada overlay, yakni landasan bergelombang dan membahayakan penerbangan. Di sisi ujung landasan, lanjut dia, ditemukan gelombang. Tetapi, dia menilai, tidak ada masalah. Landasan pacu tersebut siap menjadi tempat landing dan takeoff pesawat.

Meski secara umum Bandara Notohadinegoro sudah siap beroperasi, bukan berarti Garuda sudah bisa terbang besok atau lusa. Sebab, yang melakukan verifikasi akhir baru Garuda Indonesia. 

Jika Kemenhub sudah menyatakan layak, Garuda siap beroperasi. Prinsipnya, dengan kondisi terkini bandara, Garuda siap beroperasi kapan pun diminta. Namun, untuk memberi ruang persiapan yang cukup, Garuda baru menjual tiket penerbangan ke masyarakat mulai 15 Juli 2014. Bila bandara bisa beroperasi sebelum 15 Juli pun, Garuda sudah siap.

Pesawat Garuda Indonesia siap menerbangi rute Jember menuju Surabaya dan sebaliknya mulai 16 Juli 2014 dengan menggunakan pesawat jenis ATR 72-600 yang berkapasitas hingga 70 penumpang. "Insya Allah Bandara Notohadinegoro akan beroperasi pada 16 Juli 2014 dan mohon doanya kepada seluruh masyarakat Jember agar dapat berjalan baik dan sukses demi kemajuan Kabupaten Jember ke depan," kata Bupati Jember MZA Djalal di Jember, Rabu (2/7).

Untuk tahap awal, lanjut dia, maskapai Garuda Indonesia hanya melayani satu kali penerbangan dalam sehari, baik rute Jember-Surabaya maupun Surabaya-Jember sambil melihat perkembangan minat masyarakat terhadap transportasi udara. "Sambil melihat pasar, kalau antusias pasar cukup bagus maka bisa jadi jadwal penerbangan akan ditambah dua hingga tiga kali sehari, termasuk rencana penambahan rute ke daerah lain seperti Banyuwangi dan Pulau Bali," paparnya.

Berdasarkan nota kerja sama yang telah disepakati bersama antara Garuda dan Pemkab Jember, maskapai berpelat merah tersebut telah sepakat untuk mengoperasikan pesawat jenis ATR 72-600 dengan kapasitas 70 penumpang. "Beroperasinya Bandara Notohadinegoro dapat memangkas waktu jarak tempuh transportasi darat yang selama ini banyak menjadi kendala dan dikeluhkan para investor dalam mengembangkan usahanya di Jember, sehingga saya berharap pertumbuhan ekonomi dapat meningkat," katanya.

Informasi yang dihimpun di lapangan, rencananya pesawat Garuda yang terbang ke Jember berangkat sekitar pukul 08.30 WIB dari Surabaya dan kembali sesaat setelah tiba di kabupaten yang dikenal sebagai "Kota Tembakau" itu. Garuda menargetkan tempat duduk dapat terisi 70 persen dari jumlah kapasitas 70 tempat duduk seiring dengan menjelang arus mudik dan balik Lebaran 2014, serta untuk menutupi beban operasional pada tahap awal.

Ruang penjualan tiket di bandara yang berada di Kecamatan Ajung tersebut juga sudah tersedia dan terdapat logo maskapai Garuda Indonesia, serta tercantum tarif Jember-Surabaya sebesar Rp275 ribu dan Surabaya-Jember sebesar Rp 350 ribu dengan lama perjalanan sekitar 30 menit.

Kondisi Bandara Notohadinegoro, Jember sepertinya sudah maksimal. Sebab, meski ATR 72-600 milik Garuda Indonesia belum melakukan pendaratan perdana, Rabu (2/7) Cessna Caravan C-208B milik Susi Air sudah nganyari Bandara Notohadinegoro.

Pesawat dengan kode register PK-VVH itu mengangkut rombongan Mahfud MD, ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yang hendak ke Bondowoso. Secara umum, M. Hagelamin, pilot SusiAir yang berkewarganegaraan Kanada, menilai bahwa kondisi Bandara Notohadinegoro sudah sangat bagus. Pesawat tersebut landing sekitar pukul 10.00.

Hagelamin memuji kondisi Bandara Notohadinegoro Jember. Dia mengakui, untuk bandara yang belum beroperasi secara komersial, kondisinya sudah sangat bagus. 
’’The runway, taxiway, apron and terminal not only good. It’s great! (Landasan, penghubung, parkir pesawat, dan terminal tidak hanya bagus. Ini luar biasa),’’ ujarnya sembari mengacungkan jempol kepada wartawan.

Luas bandara itu, menurut Hagelamin, sudah sangat memadai untuk didarati ATR 72-600. ’’It’s enough for ATR (Ini cukup untuk ATR, Red),’’ ujarnya.

Tetapi, dia mengakui, Bandara Notohadinegoro itu belum memadai untuk didarati pesawat jet. ’’For big plane, it’s too short (untuk pesawat besar, landasan ini terlalu pendek, Red),’’ katanya. Dia mengakui, Bandara Notohadinegoro tersebut cukup bagus. Demikian pula halnya dengan pemandangan di sekitar Bandara Notohadinegoro yang sangat alami.

Tidak hanya memuji fisik bandara, Hagelamin memuji sejumlah peralatan di bandara itu. ’’Communication with terminal control and ATC is good (komunikasi dengan terminal dan ATC bagus, Red),’’ ungkapnya. Karena itu, dia mengacungkan jempol untuk bandara yang belum beroperasi, namun sudah memiliki sarana dan prasana yang lengkap tersebut.

Tetapi, Hagelamin menyatakan, sejumlah pekerja dan masyarakat di sekitar area bandara itu agak mengganggu pilot. Meski demikian, pria yang jatuh cinta dengan masakan Indonesia itu, terutama nasi goreng dan rendang, masih bisa memaklumi hal tersebut karena masih dalam tahap perbaikan. Diharapkan tidak ada lagi orang yang berseliweran saat bandara tersebut benar-benar sudah beroperasi.

Cessna itu kemarin meninggalkan bandara sekitar pukul 14.30 dengan membawa rombongan Mahfud MD ke Surabaya. ’’From Surabaya to Jember, only 30 minutes,’’ ungkapnya. Dia kaget saat ada yang mengatakan bahwa dengan jalur darat dibutuhkan waktu lima jam dari Surabaya ke Jember.

Sampai kemarin, sejumlah pekerja masih berusaha menyelesaikan beberapa pekerjaan kecil. Misalnya, membersihkan rumput dekat landasan dan meratakan tanah yang jauh dari landasan itu. (ram/jum/mas/har/JPNN/c22/any)


Sumber :
http://www.jawapos.com
http://www.republika.co.id
http://www.jpnn.com

Saturday, May 24, 2014

Nasib Tembakau dan Rokok di Jember


PT HM Sampoerna memutuskan untuk menutup dua dari tujuh pabrik Sigaret Kretek Tangan (SKT) dan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 4.900 karyawannya. Mulai tanggal 31 Mei 2014, PT HM Sampoerna menutup pabrik SKT di Lumajang dan Jember, Jawa Timur.

Keputusan restrukturisasi dilakukan karena terus menurunnya pangsa pasar SKT skala nasional yang menghantam telak pabrik-pabrik rokok dalam negeri, termasuk pabrik sekelas PT HM Sampoerna.

Masih terdapat 33.500 karyawan Sampoerna di mata rantai operasional SKT Sampoerna, termasuk memastikan nasib yang bekerja pada lima pabrik yang tersisa.

Saat ini terjadi perubahan preferensi perokok dari SKT ke produk sigaret kretek mesin. Tekanan lain juga datang dari berbagai instrumen regulasi dalam negeri, seperti cukai, pajak daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif.

Selain dari dalam negeri, tekanan lain datang dari luar negeri seperti wacana aksesi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control) dan aturan negara lain seperti kemasan polos untuk produk rokok seperti yang telah diterapkan oleh Australia.

Akibatnya, penjualan rokok SKT terus turun secara nasional dalam tiga tahun belakangan, dari 30,4 persen pada tahun 2009 menjadi 23,1 persen pada 2013.
Penurunan volume ini berlanjut hingga kuartal 1 Tahun 2014, yakni sebesar 20-25 persen, yang berdampak langsung pada pabrikan besar seperti Bentoel, Gudang Garam, dan Sampoerna.

Selanjutnya, terhadap nasib ke-4.900 karyawannya yang terkena restrukturisasi, kata Maharani, perusahaan akan memberikan pelatihan kewirausahaan.

Industri rokok kretek tangan diliputi asap hitam. Turunnya minat masyarakat terhadap sigaret kretek tangan (SKT) membuat penjualan ikut merosot. Dampaknya dalam beberapa tahun terakhir, banyak pabrik yang tutup. Tahun ini, hanya tersisa 300 pabrik sigaret kretek tangan (SKT) yang bertahan.

Sebelum Sampoerna, sudah banyak pabrik SKT yang lebih dahulu tutup. Salah satunya adalah Bentoel. Kebanyakan lokasi pabrik yang tutup di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dari sekitar 6.000 pabrik SKT di Indonesia, saat ini tinggal sekitar 300 pabrik.

Telah terjadi pergeseran selera konsumen dari rokok kretek konvensional menjadi rokok kretek mild/ filter. Rokok kretek yang panjang, lama habisnya. Sekarang orang itu sibuk, tidak bisa merokok lama. Berbeda yang dengan rokok filter.

Dua tahun terakhir, produksi rokok kretek tangan Sampoerna bisa mencapai 74 miliar batang. Dalam empat bulan pertama tahun ini, produksi Sampoerna hanya 15 miliar batang. Maka, di akhir tahun ini, produksi rokok kretek tangan Sampoerna hanya 45 miliar batang.

Tahun 2013 lalu, penjualan rokok nasional mencapai 346 miliar batang. Kontribusi dari SKT sebesar 26,07% atau sekitar 90,2 miliar batang. Angka ini turun 4,12% dibandingkan penjualan SKT tahun 2012 sebanyak 94,08 miliar batang.

Di tahun kuda kayu ini, omzet nasional industri rokok ditargetkan bisa naik 3% menjadi 356,38 miliar batang. Hasan memperkirakan, pangsa pasar SKT tahun ini bakal naik 3% menjadi 29% dari total produksi rokok. Artinya, sampai akhir tahun, penjualan SKT ditargetkan mencapai 103,35 miliar batang.

Petani tembakau di Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengaku khawatir harga tembakau akan jeblok pasca-penutupan pabrik PT Sampoerna di Kabupaten Jember.

Ada kekhawatiran pada saat musim panen nanti bahwa para pengepul tembakau akan memainkan harga.

Terlebih lagi menurut dia, penutupan tersebut bersamaan dengan musim tanam tembakau.

Dari hasil pendataan di lapangan, sudah ada sekitar 17% petani di Jember yang mulai menanam tembakau.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung menilai penutupan dua pabrik sigaret kretek tangan (SKT) PT HM Sampoerna sebagai hal wajar. Pasalnya, pasar SKT di Indonesia sudah tidak ada.

CT menegaskan langkah penutupan bukan merupakan bentuk abai pemerintah terhadap industri. Selama suatu industri masih berpeluang berkembang di tanah air, Menko berjanji akan mendorong laju industri tersebut.

Sebagai langkah konkret, CT akan menemui Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) pekan depan untuk pemetaan masalah dan penentuan solusi. CT mengaku fokus menyelesaikan isu jangka pendek mengingat masa jabatannya terhitung cukup singkat, hanya 5 bulan.

Keputusan PT HM Sampoerna menutup pabrik dan memutus kerja dengan ribuan karyawan tersebut dinilai bisa dimaklumi. Sebab, langkah tersebut didasari modernisasi industri. Kalau mesin lebih efisien, kita tidak bisa salahkan perusahaan.

Sumber :
http://industri.kontan.co.id

Friday, April 11, 2014

Karesidenan Besuki


Karesidenan adalah sebuah pembagian administratif dalam sebuah provinsi di Hindia Belanda dan kemudian Indonesia hingga tahun 1950-an. Sebuah karesidenan (regentschappen) terdiri atas beberapa afdeeling (kabupaten). Tidak di semua provinsi di Indonesia pernah ada karesidenan. Hanya di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali, Lombok dan Sulawesi saja. Biasanya ini daerah-daerah yang penduduknya banyak.

Kata karesidenan berasal dari Bahasa Belanda Residentie. Sebuah karesidenan dikepalai oleh residen, yang berasal dari Bahasa Belanda Resident. Di atas residen adalah gubernur jenderal, yang memerintah atas nama Raja dan Ratu Belanda.

Semenjak krisis pada tahun 1950-an, sudah tidak ada karesidenan lagi dan yang muncul faktor kekuasaannya adalah kabupaten. Karesidenan kemudian dikenal dengan istilah "Pembantu Gubernur" (istilah ini sekarang tidak digunakan lagi). Namun demikian, sebutan "eks-karesidenan" masih dipakai secara informal.

Sebuah sisa pemakaian karesidenan adalah tanda kendaraan bermotor (pelat nomor). Pembagiannya, terutama di pulau Jawa masih banyak berdasarkan karesidenan.

Eks Karesidenan Besuki, sebuah karesidenan yang meliputi Probolinggo (kota dan kabupaten), Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Jember, dan Kabupaten Banyuwangi.

Sejarah tentang kota besuki kita awali dengan tokoh yang membabat yaitu Raden Bagus Kasim al Wirodipuro al Ki Pate Alos. beliau lahir pada minggu ketiga bulan Rabiul Awal 1162 H / 1741 M di Tanjung Jambul Pamekasan Madura. beliau Adalah putra Raden Abdurahman al Wirobroto. Orang yang pertamakali membabad tanah besuki. Beliau adalah cucu Raden Abdullah Surowikromo yang masih keluarga KRATON MATARAM (Susuhunan Pakubuwono II) Eyang Lelono dan akhirnya menetap di Tanjung Jambul Pamekasan Madura. 

Asal mula tanah besuki, berawal dari hijrahnya Raden Abdurahman al Wirobroto pada 10 Asyuro 1164 H / 1743 M ke desa Demung, dikarenakan daerah Tanjung Jambul Pamekasan terjadi NEMOR KARA ( kemarau panjang ) yang menyengsarakan rakyat. 

Waktu itu Raden Wirobroto memutuskan untuk hijrah ke tanah Jawa mencari tanah baru untuk bercocok tanam, akhirnya Beliau tiba di desa Demung yang dikenal dengan nama NAMBEKOR ( berasal dari kata NAMBEG / berlabuh ) dan membuka hutan disana, sedangkan untuk tempat berteduh dan istirahat Kiai Wirobroto membuat rumah dari ATAQ ( daun kelapa yang dirajut untuk dijadikan atap rumah tepatnya di Bujug Se Pacar ) pada waktu itu oleh Tumenggung Sentong dijadikan Kademangan. Pucuk dicita ulampun tiba, berkat kerja keras tanpa mengenal putus asa hasil panen Raden Wirobroto melimpah ruah. Dengan perasaan senang Raden Wirobroto membawa hasil panennya ke Tanjung Jambul Pamekasan Madura.

Berita tentang hal tersebut didengar oleh Tumenggung Sentong ( desa Demung adalah bagian dari kekuasaan Tumegung Sentong ) dan sang Tumenggung memanggil Raden Wirobroto. Namun Raden Wirobroto tidak mengindahkan perintah tersebut. Hingga terjadilah perseteruan diantaranya keduanya yang kemudian terjadi peperangan. Tercatat Tumenggung Sentong 3 kali menyerang Demung akan tetapi gagal dan akhirnya Tumenggung Sentong takluk pada Raden Bagus Kasim.

Berita tentang orang-orang Madura yang NAMBEG (hijrah/datang untuk merubah nasib/mencari pekerjaan) didesa Demung didengar pula olehTumenggung Banger dan beliau memanggil Raden Wirobroto dengan mengutus Wongso Mitro ke desa Demung dengan perantaraan Wongso Mitro, Raden Wirobroto berhasil diajak menghadap ke Tumenggung Banger. Sesampainya disana Raden Wirobroto disambut dengan baik dan dianugerahi hadiah oleh sang Tumenggung. Dan Raden Wirobroto pun pamit untuk kembali ke Demung.

Singkat cerita Raden Wirobroto sudah tua dan digantikan oleh putranya Raden Bagus Kasim (19 tahun) yang lahir di Desa Tanjung Umbul Pamekasan pada tahun 1734 M dan pada 12 Rabiul Awal 1181 H/1760 M diberi gelar WIRODIPURO (WIRO : Pahlawan, DIPURO : Daerah) oleh Tumenggung Joyo Lelono.

Sewaktu beliau menggantikan ayahnya, Demung semakin ramai dan akhirnya diganti nama menjadi Besuki oleh Tumenggung Banger
Tercatat dalam sejarah kepemimpinan Beliau beberapa kejadian penting antara lain :
1. Beliau diminta bantuan oleh Kompeni Belanda menyerang Sentong dan Sentongpun berhasil dikalahkan.
2.Beliau juga diminta bantuan oleh Belanda bersama - sama Tumenggung Banger dan Tumenggung Pasuruan menyerang Lumajang dan usaha tersebut berhasil.
3.Beliau bersama - sama para pemimpin, Tumenggung daerah Pesisir Timur Jawa ( Semarang Timur ) beserta bala tentara dari Sumenep dan Pamekasan berhasil menaklukkan Blambangan dan Nusa Barong, Dan beberapa kejadian penting lainnya.

Raden Bagus Kasim wafat dan dimakamkan di Besuki pada minggu pertama bulan Rajabiah 1221 H/1800 M dan digantikan oleh putranya yang bernama Raden Bagus Syahirudin juga bergelar WIRODIPURO 2 juga wafat pada minggu pertama bulan Rajabiah 1271 H/1850 M dan dimakamkan di Besuki, tepatnya di Dusun Kauman Barat Besuki Situbondo Jatim. Sampai dengan sekarang wafatnya beliau diperingati tiap tahun oleh masyarakat Besuki yang dipusatkan di Pasarean Asta Pate Alos.

Sumber :
http://id.wikipedia.org
http://ridwanfirmansyah.blogspot.com

Tapal Kuda


Tapal Kuda, adalah nama sebuah kawasan di provinsi Jawa Timur, tepatnya di bagian timur provinsi tersebut. Dinamakan Tapal Kuda, karena bentuk kawasan tersebut dalam peta mirip dengan bentuk tapal kuda. Kawasan Tapal Kuda meliputi Pasuruan (bagian timur), Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi.

Menurut sejarahnya, daerah Tapal Kuda ini dahulu disebut dengan Blambangan atau dalam budaya Jawa disebut daerah bang wetan (seberang timur), karena kawasan ini tidak pernah menjadi bagian dari kerajaan Mataram, karena tidak dikenal sebelum imigran dari kawasan Mataraman berpindah mengisi kawasan pesisir selatan. Namun kini istilah Blambangan hanya ditujukan untuk wilayah yang sekarang masuk Kabupaten Banyuwangi.[1]

Kawasan Tapal Kuda terdapat tiga pegunungan besar: Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, Pegunungan Iyang (dengan puncak tertingginya Gunung Argopuro), dan Dataran Tinggi Ijen (dengan puncak tertingginya Gunung Raung).

Ciri khas kawasan ini adalah dihuni oleh Suku Madura dan Suku Jawa. Suku Madura bahkan mayoritas di beberapa tempat, khususnya di bagian utara; sebagian besar tidak dapat berbahasa Jawa, meski tinggal di lingkungan Jawa. Kawasan tapal kuda seringkali dianggap sebagai daerah terbelakang di Jawa Timur, karena berdasarkan peta Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Timur, kawasan ini berada pada jajaran yang paling rendah.

Kota-kota besar di kawasan Tapal Kuda adalah Probolinggo, Pasuruan, dan Jember. Jember merupakan kota pendidikan, dimana terdapat perguruan tinggi negeri Universitas Jember.


Tapal kuda merupakan wilayah subkultur di Jawa Timur yang memiliki sejarah panjang pemberontakan. Penghuni tapal kuda mayoritas adalah etnis Madura. Meski ada minoritas etnis Jawa, namun pengaruh Madura yang sangat kuat menyebabkan karakter budaya di wilayah ini lebih beraroma Madura. Orang-orang tapal kuda juga sangat identik dengan Islam. Lebih spesifik lagi, Nahdatul Ulama.

Pada masa Majapahit, tapal kuda masuk menjadi wilayah Majapahit Timur. Sedangkan pada masa Mataram, tapal kuda disebut Blambangan. Keberanian luar biasa adalah karakter masyarakat tapal kuda. Konon, menurut Pramudya Ananta Toer di Probolinggo, Majapahit pernah direpotkan oleh pemberontakan Minak Djinggo. Selain Majapahit, VOC juga mendapat kesulitan di sini. Untung Suropati, anak Bali yang diasuh Belanda dan akhirnya diburu oleh tuannya sendiri itu memperoleh dukungan yang amat kuat di sini, hingga akhirnya sanggup membangun kerajaan di Pasuruan.

Di Pasuruan, ada cerita rakyat yang populer dengan sebutan ” Sakera ”, pembangkang kompeni di ladang tebu Pasuruan yang kemana-mana membawa Clurit. Banyak pula beredar cerita-cerita tentang pahlawan rakyat : Pangeran Situbondo yang patungnya bisa ditemui di Alas Malang, Panarukan( sekarang Situbondo ) dan Pangeran Tawang Alun di Jember.

Disamping itu potensi wisata yang ada di kawasan ini ternyata juga tidak kalah menarik, bahkan sangat luar biasa jika dikembangkan dengan lebih serius. Antara lain :

Kawasan Taman Nasional Tengger-Semeru (Pasuruan, Probolinggo, Lumajang dan Malang)
Taman Nasional Meru Betiri (Jember & Banyuwangi)
Taman Nasional Kawah Ijen (Bondowoso & Banyuwangi)
Taman Nasional Baluran (Situbondo & Banyuwangi)
Prigen, Nongkojajar, Ranu Grati (Pasuruan)
Pantai Bambang, Ranu Pane, Ranu Klakah, Gunung Semeru dll (Lumajang)
Pantai Bentar, Gunung Lamongan, dll (Probolinggo)
Pantai Pasir Putih (Situbondo)
Bukit Arak-Arak, Situs purbakala (diseluruh Bondowoso), Gerbong Maut dll (Bondowoso)
Pantai Watu Ulo-Papuma (Jember)
Taman Nasional Alas Purwo, Pantai Sukomade, Pantai Plengkung, Situs Puputan Bayu, Watu Dodol, Desa Wisata Osing dll (Banyuwangi)

Secara tradisional, kawasan Tapal Kuda merupakan kawasan yang diwarnai nuansa keislaman yang kental. Nahdlatul Ulama mempunyai akar yang sangat kuat diwilayah ini, kendatipun mistisme juga ditemukan utamanya di Banyuwangi. Tahun 1998 wilayah ini pernah diguncang gangguan keamanan dengan isu dukun santet yang menewaskan beberapa puluh jiwa yang terdiri dari warga biasa dan ulama, terutama di Banyuwangi dan mencekam hampir seluruh kawasan Tapal Kuda selama beberapa waktu, dan sampai sekarang siapa dalang dari semua itu masih merupakan tabir gelap yang belum terpecahkan.

Kendatipun berada di pulau Jawa, namun mayoritas penduduk Tapal Kuda adalah masyarakat Madura atau berbahasa Madura. Tapi anehnya mereka banyak yang enggan disebut Madura dan lebih suka disebut sebagai orang pendhalungan atau campuran, dikarenakan nenek moyang mereka yang merupakan pembauran antara etnis Jawa dan Madura.

Sedangkan etnis Jawa sendiri lebih banyak menghuni kawasan selatan Tapal Kuda, utamanya Lumajang, Jember Selatan dan Banyuwangi Selatan. Bahkan uniknya kebanyakan penduduk Tapal Kuda tidak mengerti bahasa Jawa. Sedangkan komunitas lainnya adalah Masyarakat Budaya Osing yang menghuni kawasan tengah Banyuwangi, Masyarakat Tengger di wilayah Bromo, kelompok kecil etnis Bali di wilayah Banyuwangi dan tentunya suku Tionghoa dan Arab yang tersebar dikota-kota utama kawasan itu.

Sedangkan ditinjau dari segi kebudayaan, budaya yang dominan sudah pasti budaya Madura yang akan tetapi memiliki beberapa perbedaan dengan budaya Madura di tanah leluhurnya. Kebudayaan Jawapun terbagi antara budaya Arekan (Jawa Timuran) dan Mataraman yang terpusat dipantai selatan. Sedangkan masyarakat Tengger dan Osing membentuk budayanya sendiri. Namun yang paling populer adalah kebudayaan masyarakat Osing yang sangat berwarna karena pengaruh Jawa-Madura dan Bali yang kuat, dan menjadi ikon khas bagi Jawa Timur, seperti Gandrung Banyuwangi hingga Banyuwangi dijuluki sebagai Kota Gandrung dan banyak seni budaya lokal yang tidak dijumpai didaerah manapun di Jawa. Wayang Topeng berbahasa Madura dan Ludruk berbahasa Madurapun juga populer di Tapal Kuda selain kesenian-kesenian bernafaskan Islam.

Sumber :
http://imatacommunity.wordpress.com
http://id.wikipedia.org

Saturday, March 8, 2014

Souvenir Jember


Desa Tutul di kecamatan Balung, merupakan desa sentra industri kerajinan tangan yang memproduksi bermacam-macam kerajinan, keuletan dan kerja keras menjadikan produk kerajinan tangan desa ini tembus ke pasar Internasional. 

Desa Tutul terletak disisi selatan kota, jarak yang harus ditempuh untuk sampai di Desa ini sekitar 28 km dari pusat kota. 

Letak desa Tutul yang tidak begitu jauh dengan akses yang mundah dijangkau menjadikan kita tidak perlu bingung untuk sampai dan menyaksikan langsung pembuatannya sembari memilih-milih souvenir yang cocok untuk dibawa pulang ke kota asal sebagai oleh-oleh liburan. 

Cukup satu kali menggunakan angkutan umum dari terminal Jember ke Balung Tutul dengan menaiki angkutan jurusan Puger atau Kencong. Backpacker bisa turun di perempatan Patona kecamatan Balung desa Tutul sebagai tujuan pemberhentian. Setelah itu bisa jalan kaki tapi jasa transportasi seperti becak motor maupun becak konvensional juga menarik untuk Backpacker nikmati sembari melihat ibu-ibu meragkai tasbih di teras rumah dan butiran-butiran tasbih yang sedang di jemur untuk proses pengeringan.

Berikut Produck yang dihasilkan oleh desa Tutul :
- Tasbih 
- Sabuk 
- Keris
- Tongkat
- Japamala
- Seni Ukir
- Bomerang
- Paper Bag
- Lampu Kamar
- Gelang, Cincin dan Kalung
- Alat Musik (Jimbe, Terbang, Maracas, Karimba, dll)
- Pralatan Dapur (centong, cobek, ulekan, dll)

Bahan baku dalam pembuatan kerajinan ini beragam, ada yang bahan baku lokal dan ada pula yang didatangangkan dari negara timur tengah seperti Arab dan Mesir. Harga setiap produk beragam tergantung kesulitan serta bahan yang di gunakan. Soal kualitas jangan diragukan lagi produk hasil desa Tutul sudah menembus pasar Internasional jadi sudah terbukti kualitasnya. Namun ada baiknya ketika kita membeli barang diteliti lagi karena kelalaian atau miss yang mengakibatkan barang cacat produksi masuk di golongan good product.

Catatan :
Masyarakat Jember tergolong masyarakat yang ramah jadi jangan sungkan-sungkan atau canggung untuk bertanya jika menghadapi kebingunggan atau salah jalan. 


Sumber :
http://jemberbackpacker.blogspot.com

Related Posts